Misteri: Ternyata Di Bawah Permukaan Bumi Terdapat Samudra Yang Luas
salam misteri, nah mari kita membahas misteri lainnya yaitu Misteri: Ternyata Di Bawah Permukaan Bumi Terdapat Samudra Yang Luas, wow benarkah itu? mari kita semak penjelasannya
Di bawah permukaan bumi memang terdapat air. Namun, seberapa banyak air yang terkandung di dalam sana tidak pernah diketahui secara pasti.
Para ilmuwan berteori bahwa kadar air di perut bumi mungkin sebanding dengan yang ada di permukaan, mulai dari sungai, danau, sampai samudra. Teori itu diperkuat setelah para ilmuwan menemukan ringwoodite.
Ringwoodite adalah mineral yang bisa menjebak air dalam struktur molekulnya. Mineral ini dibentuk di bawah tekanan dan suhu tinggi, tepatnya pada zona transisi di perut bumi, sekitar 410-659 kilometer di bawah permukaan. Zona ini merupakan batas antara mantel atas dan bawah, dengan kondisi yang panas, terus bergerak dan menghasilkan gelombang seismik.
"Temuan ini memastikan bahwa ada air dalam jumlah sangat besar yang terperangkap dalam lapisan mantel di dalam bumi," kata Graham Pearson, seorang ahli geokimia di University of Alberta di Kanada, seperti dikutip Livescience, Jumat, 27 Juni 2014.
Ringwoodite ditemukan dari tambang berlian di tengah kawasan hutan terpencil di Juina, Brasil. Batu tak beraturan yang berwujud kristal hijau seakan muncul dari perut bumi dalam kondisi babak belur, penuh goresan dan tonjolan.
"Terlihat seperti keluar dari neraka," ujar para ilmuwan kepadaWashington Post. Namun, meski berasal dari perut bumi, ringwoodite tidak hangus. "Batu itu justru basah kuyup."
Penemuan ringwoodite berawal pada bulan Maret, para ilmuwan menemukan sebuah berlian unik dari lapisan mantel bumi. Berlian itu ternyata dikemas dalam ringwoodite berisi air. Inilah pertama kali mereka memperoleh ringwoodite dari bumi. Sebelumnya, spesimen ringwoodite biasanya dikumpulkan dari bahan meteorit atau dibuat di laboratorium.
"Ternyata mantel bumi merupakan tempat penyimpanan air," kata Brandon Schmandt, ahli geofisika dari Northwestern University, seperti dikutip Techtimes. Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature.
Tim ilmuwan menguji kemampuan ringwoodite untuk menyerap dan mempertahankan air. Mereka mengetahui bahwa lapisan mantel bumi bagian bawah, tempat zona transisi, tidak dapat menahan air dalam struktur materialnya. Dengan begitu, batuan yang mengandung air dari zona transisi, entah bagaimana, harus memindahkan air sebelum memasuki mantel bagian bawah.
"Pasti ada mekanisme pencairan yang memungkinkan batuan di zona transisi untuk menyingkirkan air sebelum memasuki mantel bagian bawah," ujar anggota tim lainnya, Steven Jacobsen.
Lewat simulasi di laboratorium, tim ilmuwan menemukan bahwa ringwoodite berubah menjadi perovskit silikat yang berisi lelehan silikat ketika bergerak dari zona transisi ke mantel bagian bawah. Dari uji coba ini, jumlah air dalam ringwoodite di zona transisi dapat diukur. "Kami menduga seperti samudra," ujar mereka.
Sumber
Di bawah permukaan bumi memang terdapat air. Namun, seberapa banyak air yang terkandung di dalam sana tidak pernah diketahui secara pasti.
Para ilmuwan berteori bahwa kadar air di perut bumi mungkin sebanding dengan yang ada di permukaan, mulai dari sungai, danau, sampai samudra. Teori itu diperkuat setelah para ilmuwan menemukan ringwoodite.
Ringwoodite adalah mineral yang bisa menjebak air dalam struktur molekulnya. Mineral ini dibentuk di bawah tekanan dan suhu tinggi, tepatnya pada zona transisi di perut bumi, sekitar 410-659 kilometer di bawah permukaan. Zona ini merupakan batas antara mantel atas dan bawah, dengan kondisi yang panas, terus bergerak dan menghasilkan gelombang seismik.
"Temuan ini memastikan bahwa ada air dalam jumlah sangat besar yang terperangkap dalam lapisan mantel di dalam bumi," kata Graham Pearson, seorang ahli geokimia di University of Alberta di Kanada, seperti dikutip Livescience, Jumat, 27 Juni 2014.
Ringwoodite ditemukan dari tambang berlian di tengah kawasan hutan terpencil di Juina, Brasil. Batu tak beraturan yang berwujud kristal hijau seakan muncul dari perut bumi dalam kondisi babak belur, penuh goresan dan tonjolan.
"Terlihat seperti keluar dari neraka," ujar para ilmuwan kepadaWashington Post. Namun, meski berasal dari perut bumi, ringwoodite tidak hangus. "Batu itu justru basah kuyup."
Penemuan ringwoodite berawal pada bulan Maret, para ilmuwan menemukan sebuah berlian unik dari lapisan mantel bumi. Berlian itu ternyata dikemas dalam ringwoodite berisi air. Inilah pertama kali mereka memperoleh ringwoodite dari bumi. Sebelumnya, spesimen ringwoodite biasanya dikumpulkan dari bahan meteorit atau dibuat di laboratorium.
"Ternyata mantel bumi merupakan tempat penyimpanan air," kata Brandon Schmandt, ahli geofisika dari Northwestern University, seperti dikutip Techtimes. Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature.
Tim ilmuwan menguji kemampuan ringwoodite untuk menyerap dan mempertahankan air. Mereka mengetahui bahwa lapisan mantel bumi bagian bawah, tempat zona transisi, tidak dapat menahan air dalam struktur materialnya. Dengan begitu, batuan yang mengandung air dari zona transisi, entah bagaimana, harus memindahkan air sebelum memasuki mantel bagian bawah.
"Pasti ada mekanisme pencairan yang memungkinkan batuan di zona transisi untuk menyingkirkan air sebelum memasuki mantel bagian bawah," ujar anggota tim lainnya, Steven Jacobsen.
Lewat simulasi di laboratorium, tim ilmuwan menemukan bahwa ringwoodite berubah menjadi perovskit silikat yang berisi lelehan silikat ketika bergerak dari zona transisi ke mantel bagian bawah. Dari uji coba ini, jumlah air dalam ringwoodite di zona transisi dapat diukur. "Kami menduga seperti samudra," ujar mereka.
Sumber
Comments
Post a Comment