8 Tempat Wisata Di Indonesia Yang Dapat Menguji Adrenalin
Salam misteri, kali ini kita akan membahas tentang 8 Tempat Wisata Di Indonesia Yang Dapat Menguji Adrenalin. Mari langsung saja kita simak artikelnya
Anda merasa bosan dengan obyek wisata yang biasa-biasa saja? Cobalah beberapa alternatif wisata yang akan menguji adrenalin Anda. Lupakan sejenak wisata luxury dengan memberikan sedikit variasi melakukan wisata ekstrim yang penuh tantangan. Menurut penenilitian para psikolog, wisata ekstrim ternyata diperlukan untuk memacu andrealin, mengatasi rasa takut, dan tentu saja untuk menguji seberapa besar nyali sehingga emosi Anda menjadi seimbang. Berikut ini 8 tempat wisata yang menyajikan tantangan sekaligus untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberanian Anda. Berani mencoba?
Berselancar di Kepulauan Mentawai
Salah satu ombak terbaik di Indonesia berada di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat. Kepulauan Mentawai sudah tersohor di kalangan wisatawan mancanegara sebagai salah satu tempat berselancar paling menantang di seluruh dunia. Mentawai bahkan dijuluki Hawaii-nya Indonesia.
Setiap tahun, kunjungan wisatawan ke Mentawai mencapai 12.000 orang, sebagian besar peselancar dari berbagai penjuru dunia yang ingin memburu ombaknya. Kepulauan Mentawai (Sipora, Sikakap, Pagai Utara, dan Pagai Selatan) memiliki 400 titik selancar terbaik, 23 di antaranya bahkan berskala internasional.
Pantai-pantai Mentawai yang dikagumi para peselancar, antara lain Pantai Nyangnyang, Pantai Karang Bajat, Pantai Karoniki, dan Pantai Pananggelat Mainuk yang semuanya terletak di Kecamatan Siberut Selatan. Di Kecamatan Sipora terdapat beberapa pantai, seperti Pantai Katiet Bosua dan Pantai Selatan, sedangkan di Kecamatan Pagai Utara terdapat Pantai Barat.
Mendaki puncak Gunung Semeru
Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa dengan puncaknya Mahameru setinggi 3.676 meter dari permukaan laut. Gunung berapi ini masih aktif hingga saat ini.
Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Taman nasional ini terdiri dari pegunungan dan lembah seluas 50.273 hektare. Dari puncak Semeru, Anda bisa melihat gunung-gunung lain, seperti Bromo, Batok, Watangan, Kursi, dan Widodaren.
Diperlukan waktu sekira empat hari untuk mendaki puncak Gunung Semeru pulang-pergi. Untuk mendaki Gunung Semeru, perjalanan dapat ditempuh lewat Kota Malang atau Lumajang.
Saat pendakian, Anda akan menemukan surga. Surga tersebut adalah Ranu Kumbolo, danau yang berada di kaki Gunung Semeru. Meninggalkan Ranu Kumbolo, Anda pun akan mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau.
Di depan bukit terbentang padang rumput luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa.
Pos selanjutnya bagi pendaki untuk beristirahat adalah Kalimati. Pos Kalimati berada pada ketinggian 2.700 m, di sini Anda dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Pos ini berupa padang rumput luas di tepi hutan cemara, sehingga banyak tersedia ranting untuk membuat api unggun.
Selain Kalimati, sebelum puncak biasanya pendaki beristirahat di Arcopodo. Arcopodo berjarak 1 jam dari Kalimati melewati hutan cemara yang sangat curam, dengan tanah yang mudah longsor dan berdebu.
Dari Arcopodo menuju puncak Semeru diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot. Sebagai panduan perjalanan, di jalur ini juga terdapat beberapa bendera segitiga kecil berwarna merah.
Hati-hati saat berada di puncak, karena Semeru masih sering mengeluarkan letusan dan gas beracun. Pendakian sebaiknya dilakukan pada musim kemarau, yaitu Juni, Juli, Agustus, dan September. Saat musim hujan, sering terjadi badai dan tanah longsor.
Mendaki Gunung Anak Krakatau, Lampung
Ingin merasakan pengalaman mendaki gunung yang tidak biasa? Tidak ada salahnya jika Anda mencoba mendaki Gunung Anak Krakatau. Ya! Indonesia sebagai negara yang berdiri di atas lingkaran cincin api, memiliki gunung-gunung vulkanik yang masih aktif, dan salah satunya adalah Gunung Anak Krakatau.
Gunung dengan ketinggian 230 meter di atas permukaan laut ini merupakan anak dari erupsi “Sang ibu” gunung Krakatau pada tahun 1883. Letusan gunung Krakatau ini merupakan letusan gunung vulkanik terbesar yang tercatat dalam sejarah. Dua pertiga dari Pulau Krakatau, yang menjadi rumah bagi gunung tersebut, runtuh dan tenggelam ke dasar laut, dan hanya menyisakan pulau kecil yang dinamakan Pulau Anak Krakatau.
“Pasir pantai yang berwarna hitam ini merupakan pasir vulkanik yang berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau, yang masih aktif meletus hingga sekarang”
Keindahan alam yang ditawarkan di pulau ini bukan hanya Gunung Anak Krakatau saja. Saat menginjakkan kaki di pulau ini, Anda akan disuguhi oleh hamparan pasir pantai berwarna hitam. Pasir pantai yang berwarna hitam ini merupakan pasir vulkanik yang berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau, yang masih aktif meletus hingga sekarang. Pantai berpasir hitam ini masuk ke dalam wilayah konservasi Cagar Alam Krakatau, sehingga kelestarian ekosistemnya terjaga.
Anda akan merasakan sensasi mendaki yang berbeda saat mendaki Gunung Anak Krakatau. Karena kontur permukaan gunung yang didominasi oleh pasir vulkanik, pendakian akan terasa kian sulit. Pasir yang terus merosot ketika diinjak membuat pendakian seperti berjalan di tempat.
Namun Anda tidak perlu takut tersesat, salah satu petugas Cagar Alam akan memandu selama pendakian. Untuk alasan keselamatan dan keamanan, pendakian hanya dibatasi hingga mendekati kubah gunung saja. Tapi jangan berkecil hati, pemandangan dari atas lereng gunung ini tidak kalah menakjubkan. Anda akan disambut oleh hamparan laut biru Selat Sunda yang berhiaskan pulau-pulau kecil dan puncak gunung Anak Krakatau yang tampak begitu gagah.
Bagaimana cara menuju ke sana?
Gunung yang terletak di Selat Sunda ini tidak sulit untuk dicapai. Akses dapat dimulai dari dua tempat, yaitu Pantai Anyer di Banten dan Dermaga Canti di Kalianda, Lampung. Namun disarankan untuk berangkat dari Dermaga Canti, karena letak Gunung Anak Krakatau yang lebih dekat dengan Pulau Sumatra.
Anda dapat menumpang perahu kayu yang berkapasitas 30 orang menuju Pulau Sebesi, dimana terdapat beberapa penginapan. Perjalanan dari Pulau Sebesi menuju Gunung Anak Krakatau akan memakan waktu tempuh 1 jam. Tetapi, siap-siap untuk mabuk laut, karena Anda akan ditemani dengan ombak yang cukup besar selama perjalanan.
Bungee Jumping di Kuta, Bali
Ke Bali jangan hanya menikmati pantai. Bali juga memiliki objek-objek wisata yang dapat memacu adrenalin Anda. Kunjungi Bali Bungy Jumping, atraksi wisata yang berada di Pantai Seminyak. Lokasinya tepat di depan Double Six Club yang populer di kalangan wisatawan.
Bali Bungy Jumping akan membawa Anda lompat bebas dari ketinggian 45 meter. Harganya sekitar Rp550 ribu. Dari ketinggian melompat, Anda bisa melihat panorama indah Pantai Seminyak dan Kuta di sekitarnya.
Satu lagi wisata adrenalin yang bisa dinikmati di Kuta adalah Bali Slingshot. Atraksi ini cocok bagi Anda yang ingin melakukan atraksi mendebarkan, tapi tak ingin sendirian.
Dengan Bali Slingshot, Anda akan dimasukkan dalam suatu kapsul yang terikat pada dua menara vertikal.
Dengan Bali Slingshot, Anda akan dimasukkan dalam suatu kapsul yang terikat pada dua menara vertikal.
Kapsul selanjutnya akan melenting-lenting setinggi 50 meter seperti sebuah ketapel. Perut Anda pasti terkocok saat memainkan wahana ini. Untuk dua orang, harga memainkan Bali Slingshot ini adalah sekira Rp600 ribu. Berani coba?
Gua Jomblang – Yogyakarta
Gua Jomblang merupakan salah satu gua dari ratusan kompleks gua Gunungkidul yang terkenal karena keunikan dan keindahannya. Terletak di rentangan perbukitan karst pesisir selatan yang memanjang dari Gombong, Jawa Tengah; hingga kawasan karst Pegunungan Sewu, Pacitan, Jawa Timur.
Goe ini bertipe goa vertikal collapse doline, terbentuk akibat proses geologi amblesnya tanah beserta vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi yang terjadi ribuan tahun lalu. Runtuhan ini membentuk sinkhole atau sumuran yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah luweng. Karena itu gua yang memiliki luas mulut gua sekitar 50 meter ini sering disebut dengan nama Luweng Jomblang.
Goe ini bertipe goa vertikal collapse doline, terbentuk akibat proses geologi amblesnya tanah beserta vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi yang terjadi ribuan tahun lalu. Runtuhan ini membentuk sinkhole atau sumuran yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan istilah luweng. Karena itu gua yang memiliki luas mulut gua sekitar 50 meter ini sering disebut dengan nama Luweng Jomblang.
Untuk memasuki Gua Jomblang diperlukan kemampuan teknik tali tunggal atau single rope technique (SRT). Oleh karena itu, siapapun yang hendak caving di Jomblang wajib menggunakan peralatan khusus yang sesuai dengan standar kemanan caving di gua vertikal dan harus didampingi oleh penelusur gua yang sudah berpengalaman.
Petuangan menuju kedalaman perut bumi pun dimulai dengan berjalan meninggalkan basecamp menuju bibir gua yang sudah disiapkan sebagai lintasan. Ada beberapa lintasan di Gua Jomblang dengan ketinggian beragam mulai 40 hingga 80 meter.
Pemandangan yang ada di depan mata mengundang decak kagum. Jika di atas sejauh mata memandang hanya akan menemui perbukitan karst dan jati yang meranggas, maka di perut Gua Jomblang terhampar pemandangan hijaunya hutan yang sangat subur. Aneka lumut, paku-pakuan, semak, hingga pohon-pohon besar tumbuh dengan rapat. Hutan dengan vegetasi yang jauh berbeda dengan kondisi di atas ini sering dikenal dengan nama hutan purba. Sejak proses runtuhnya tanah ke bawah, vegetasi ini terus hidup dan berkembang biak hingga saat ini.
Kuburan Trunyan, Bangli, Bali
Jika anda dan keluarga ingin menikmati wisata di Bali dan menghabiskan waktu disana, cobalah tempat wisata yang jauh dari pantai dengan berwisata di Kuburan Trunyan di Bangli. Tidak seperti kuburan yang lain, tidak ada jenazah yang dikuburkan di sini. Namun, Anda akan melihat banyak tengkorak berserakan di banyak tempat.
Kuburan Trunyan ada di Kabupaten Bangli, Bali dan menjadi tempat unik untuk melakukan wisata di Bali. Tepatnya di bagian sisi Danau Batur yang berdekatan dengan Gunung Batur yang terkenal dengan kalderanya. Berada di kuburan ini, wisatawan harus naik jukung (perahu) dari Dermaga Kedisan.
Jika Anda kesana akan terdengar suara gamelan di dekat dermaga kuburan. Hanya ada dua orang penjaga dan salah satunya memainkan alat gamelan. Wisatawan yang berkunjung hanya akan menulis nama di buku dan memberikan sumbangan uang seikhlasnya.
Jika Anda kesana akan terdengar suara gamelan di dekat dermaga kuburan. Hanya ada dua orang penjaga dan salah satunya memainkan alat gamelan. Wisatawan yang berkunjung hanya akan menulis nama di buku dan memberikan sumbangan uang seikhlasnya.
Lawang Sewu, Semarang
Lawang Sewu yang unik namun menyeramkan. Berdiri kokoh dan angker tepat di kawasan Tugu Muda pusat Kota Semarang.
Lawang sewu merupakan bangunan gedung tua yang konon sangat angker dan mengerikan. Lawang sendiri berarti pintu, dan sewu berarti 9 yang jika di gabungkan menjadi sembilan pintu. Sebenarnya gedung ini tidak memiliki sembilan pintu hanya saja banyak jendela yang berukuran besar sehingga di anggap sebagai pintu oleh orang-orang.
Lawang sewu merupakan bangunan gedung tua yang konon sangat angker dan mengerikan. Lawang sendiri berarti pintu, dan sewu berarti 9 yang jika di gabungkan menjadi sembilan pintu. Sebenarnya gedung ini tidak memiliki sembilan pintu hanya saja banyak jendela yang berukuran besar sehingga di anggap sebagai pintu oleh orang-orang.
Gedung tua ini sebelum jaman penjajahan Jepang adalah kantor perkeretaapian yang dikelola Pemerintah Belanda.
cerita misteri bermula saat Jepang masuk menyerbu gedung dan menjadikan gedung sebagai salah satu basis peristirahatan tentara jepang.
cerita misteri bermula saat Jepang masuk menyerbu gedung dan menjadikan gedung sebagai salah satu basis peristirahatan tentara jepang.
Konon, pada saat itu banyak pemerkosaan tentara jepang terhadap sekitar 20 none Belanda. Setelah setelah puas, tentara Jepang kemudian memenggal kepalan para wanita tersebut. Kabarnya, arwah noni-noni Belanda inilah yang sering muncul di Lawang Sewu. Soal benar atau tidak adanya hantu yang gentayangan itu silakan Anda buktikan sendiri.
Terlepas dari cerita angkernya, Lawang Sewu menjadi obyek wisata yang banyak dikunjungi karena gedung tersebut memiliki nilai sejarah yang tinggi. Di komplek Lawang Sewu juga terdapat bungker, bangunan bekas penjara, serta sebuah ruangan yang pernah digunakan sebagai tempat pembunuhan massal.
Arung Jeram di Sungai Alas, Aceh Tenggara
Bagi Anda penggemar tantangan, cobalah untuk arung jeram mengarungi Sungai Alas, Aceh. Sungai ini terletak di Taman Nasional Gunung Leuser, sekitar 165 km tenggara Takengon. Sungai Alas terkenal dengan arusnya yang kencang dan alamnya yang hijau. Tak heran, banyak para penggemar arung jeram yang mencoba untuk menaklukan sungai ini.
Derasnya arus sungai dipadu dengan hutan rimbun Taman Nasional Gunung Leuser akan memacu adrenalin dan menguji nyali Anda. Tak hanya deras, tapi juga berkelok-kelok dengan jeram yang menantang. Selama arung jeram, Anda akan menemui aneka satwa. Jika beruntung, Anda dapat melihat hewan yang sedang turun minum di tepi sungai, seperti monyet, gajah, burung dan rusa.
Biasanya perjalanan mengarungi Sungai Alas bisa mencapai 6 jam lamanya. Anda pun dapat beristirahat di titik-titik tertentu di dalam taman nasionalnya. Taman Nasional Gunung Leuser merupakan salah satu taman nasional terbesar di Indonesia. Di sana juga terdapat aneka satwa hingga 325 spesies burung. Pengarungan Sungai Alas dimulai dari Muarasitulan di Kota Kutacane hingga Kota Gelombang yang berdekatan dengan Samudera Hindia,.
Rute ini cocok untuk Anda yang masih pemula dalam arung jeram. Khusus untuk para profesional, petualangan menaklukkan arus Sungai Alas bisa mengambil rute yang lebih jauh, yaitu mulai dari Angusan dekat Blangkejeran. Berpetualangan mengarungi Sungai ALas akan menjadi sensasi yang mendebarkan. Siapkan nyali dan hadapilah arus-arus sungai yang liar di sana.
Comments
Post a Comment